Selasa, 07 November 2023

MITOS DAN FAKTA SEPUTAR KESEHATAN GIGI

Mitos dan fakta seputar kesehatan gigi adalah sekelompok keyakinan umum yang berkaitan dengan perawatan gigi dan mulut. Artikel ini membahas mitos dan fakta seputar kesehatan gigi yang dapat membantu membongkar kesalahpahaman yang umumnya ada di masyarakat. Berikut ini adalah beberapa mitos dan faktanya: 

Mitos 1: "Semua Gigi Sensitif Saat Gigi Berlubang." 

Fakta: Tidak semua gigi yang berlubang menjadi sensitif. Sensitivitas gigi tergantung pada sejauh kerusakan gigi dan apakah saraf gigi terpengaruh. Beberapa lubang gigi awal mungkin tidak menimbulkan rasa sakit. 

Mitos 2: "Semua Gigi yang Sensitif adalah Tanda Gigi Berlubang." 

Fakta: Sensitivitas gigi bisa disebabkan oleh berbagai masalah, termasuk gigi berlubang, penyakit gusi, abrasi gigi, atau bahkan gigi yang retak. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk diagnosis yang tepat. 

Mitos 3: "Menggosok Gigi Secara Keras Lebih Efektif." 

Fakta: Menggosok gigi terlalu keras dapat merusak enamel gigi dan gusi. Disarankan untuk menggosok dengan lembut, menggunakan sikat gigi yang lembut, dan teknik yang benar. 

Mitos 4: "Semua Pemutih Gigi Aman dan Efektif." 

Fakta: Tidak semua pemutih gigi aman dan efektif. Pemutih gigi berlebihan atau menggunakan produk yang tidak disetujui dokter gigi dapat merusak enamel gigi dan merusak kesehatan mulut. 

Mitos 5: "Jika Tidak Ada Masalah, Saya Tidak Perlu Mengunjungi Dokter Gigi." 

Fakta: Mengunjungi dokter gigi secara rutin sangat penting, bahkan jika Anda merasa tidak ada masalah. Dokter gigi dapat mendeteksi masalah dalam tahap awal dan memberikan perawatan pencegahan yang diperlukan. 

Mitos 6: "Gusi Berdarah Saat Menggosok Gigi Tanda Anda Menyikat Terlalu Keras." 

Fakta: Gusi yang berdarah saat menggosok gigi dapat menjadi tanda gingivitis (peradangan gusi). Ini bisa disebabkan oleh penumpukan plak gigi. Tidak selalu disebabkan oleh menggosok terlalu keras, tetapi lebih sering disebabkan oleh teknik yang salah atau kurangnya pembersihan gigi yang baik. 

Mitos 7: "Menggunakan Tusuk Gigi Aman Untuk Membersihkan Gigi." 

Fakta: Menggunakan tusuk gigi secara berlebihan atau dengan cara yang tidak benar dapat merusak gusi dan merusak permukaan gigi. Dokter gigi lebih merekomendasikan penggunaan benang gigi dan alat pembersih antara gigi yang dirancang khusus. 



Wacana Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Masa Depan Untuk Mendukung Isu Pembangunan Kesehatan Gigi

   

 Karies gigi secara epidemiologi merupakan masalah kesehatan rongga mulut yang menjadi beban kesehatan global di mana insidennya diperkirakan sebanyak 36 % dari populasi dunia. Di Indonesia sendiri, prevalensi karies aktif dilaporkan meningkat, dari 43,4% pada tahun 2010 menjadi 53,2% di tahun 2017. Karies gigi terjadi pada 93% anak pada usia rentang 5-6 tahun (Riskesdas, 2018). 

    Kementerian Kesehatan mencanangkan Indonesia harus bebas karies pada 2030. Pencanangan ini dihadapkan pada sejumlah tantangan besar, salah satunya masih tingginya angka prevalensi karies di Indonesia. Ada tiga strategi sederhana yang bisa dilakukan dalam mewujudkan target ini. Tantangan (mewujudkan Indonesia bebas karies) ini bukan hanya bagi tenaga kesehatan saja, tetapi juga masyarakat umum. 

    Strategi pertama adalah meningkatkan upaya preventif dan promotif terkait pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Strategi ini menggeser upaya sebelumnya yang lebih menekankan aspek tindakan/kuratif. Dengan pergeseran ini, penekanan upaya kini lebih berfokus pada aspek pencegahan dan promotif. Edukasi mengenai pemberian fluoride dalam upaya pencegahan karies harus dilakukan. Fluoride memiliki kemampuan luar biasa dalam mencegah karies. Lebih lanjut, pemberian fluoride memiliki dua macam, yaitu secara sistemik dan topikal. Pemberian sistemik dilakukan melalui konsumsi makanan dan minuman yang mengandung fluoride dan kalsium. Sementara secara topikal dilakukan melalui pemberian oleh tenaga profesional maupun secara mandiri dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.    

    Strategi kedua adalah menerapkan teknik perawatan gigi dan mulut yang mudah tetapi dengan teknologi tinggi. Perkembangan teknologi yang signifikan seyogianya memudahkan masyarakat untuk mempelajari teknik perawatan gigi dan mulut secara mudah. Selain itu, saat ini juga telah berkembang sejumlah teknologi dan perangkat yang memudahkan dalam melakukan perawatan gigi. Mulai dari produk perangkat lunak kecerdasan buatan untuk proses diagnosis maupun tindakan, sikat gigi pintar, layanan teledentistry, hingga layanan media augmented reality. Orang tua juga seharusnya harus paham bahwa perawatan gigi dan mulut juga memerlukan teknologi seperti ini.

    Strategi terakhir adalah penguatan kapasitas SDM di bidang kesehatan gigi. Seluruh mahasiswa, khususnya profesi di bidang kesehatan gigi harus dibekali berbagai kompetensi yang dibutuhkan saat terjun ke masyarakat. Selain itu, pembekalan para tenaga kesehatan gigi sebelum terjun ke masyarakat, pembaruan ilmu pengetahuan baru, hingga penyebaran tenaga medis yang merata. 

    Ketersediaan tenaga kesehatan gigi di Indonesia dinilai belum mampu menjawab berbagai tantangan masalah gigi yang ada. Salah satu tantangan itu adalah masalah distribusi atau pemerataan persebaran dokter gigi. Hal itu dikarenakan banyaknya kebutuhan alat dan pengobatan khusus yang jangakauannya hanya ada di daerah Sumatera, Jawa, dan Bali. Sehingga daerah Indonesia bagian timur masih kekurangan alat dan tenaga dokter gigi. 

    Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan itu adalah dengan penguasaan teknologi di era revolusi industri 4.0. Penguasaan teknologi mutlak diperlukan sebagai strategi untuk mencegah kerusakan gigi di Indonesia bagian timur. SDM di bidang kesehatan gigi di Indonesia, harus menyebarkan ilmu tentang kesehatan gigi melalui penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan lewat media sosial. Jika teknologi dan dokter tidak bisa didistribusikan merata, maka kerusakan gigi harus dicegah supaya giginya sehat sehingga tidak membutuhkan alat-alat yang susah didapat. Dokter gigi harus bisa memanfaatkan kecanggihan internet dan teknologi di era sekarang dengan mengajarkan cara sikat gigi yang baik, cara merawat gigi agar tetap sehat dan ilmu lainnya melalui blog, instagram, dan berbagai media sosial. 

    Indonesia perlu belajar kepada Cina yang saat ini sudah memiliki teknologi robot canggih yang mampu melakukan implant gigi. Dia juga menambahkan bahwa dokter gigi Indonesia tidak perlu takut profesinya tergeser oleh kemajuan teknologi di era industri. Justru teknologi itu akan membantu pekerjaan kita untuk meningkatkan angka kesehatan gigi dan mulut, bukan untuk menggantikan posisi dokter gigi. Dokter tetap melakukan diagnosis terhadap pasien, tetapi dalam eksekusinya nanti bisa dilakukan oleh robot yang tentunya masih dalam kontrol manusia juga. Dengan melihat kemajuan dunia kedokteran gigi di Cina, Eropa, Jepang, dan berbagai negara lainnya, diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan giat belajar seluruh mahasiswa supaya tidak merasa bangga dengan apa yang dicapai oleh dunia kesehatan gigi Indonesia.

Profil dan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas Kedungmundu

A. Pengertian Puskesmas 

Puskesmas adalah satuan organisasi fungsional yang menyelengggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi tepat guna dengan biaya yang dapat ditanggung oleh Pemerintah dan masyarakat. 

B. Fungsi Puskesmas 

  1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat (community diagnosis) di wilayah kerjanya, dan mengembangkan upaya-upaya kesehatan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi 
  2. Sebagai pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayah kerjanya, dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat secara mandiri 
  3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat, yang diberikan dalam bentuk kegiatan pokok puskesmas Untuk mewujudkan ke tiga fungsi tersebut, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan Puskesmas adalah: 

  • Mendorong masyarakat untuk mengenal masalah kesehatannya 
  • Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang cara memanfaatkan sumber daya yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna 
  • Memberi bantuan yang bersifat tehnis, bahan-bahan serta rujukan kepada masyarakat 
  • Kerjasama dengan sektor-sektor lain terkait dalam menjalankan kegiatannya 
  • Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok 

C. Data Umum 

UPTD Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang terletak di Jalan Sambiroto RT 01/ RW 01, Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Tipe Puskesmas Kedungmundu merupakan Puskesmas Rawat Jalan. Jenis-jenis pelayanan di UPTD Puskesmas Kedungmundu antara lain sebagai berikut: 

  1. Pendaftaran ofline 
  2. Pemeriksaan umum dan kegawadaruratan 
  3. Pemeriksaan lansia 
  4. Kesehatan Gigi dan mulut 
  5. Pemeriksaan THT dan Kulit 
  6. Kesehatan Ibu 
  7. Kesehatan Anak dan Imunisasi 
  8. MTBS 
  9. Konsultasi Gizi dan Klinik Laktasi 
  10. Farmasi 
  11. Laboratorium 
  12. Konsultasi Sanitasi 
  13. Pemeriksaan TBC 
  14. Pemeriksaan ISPA 
  15. Prolanis 
  16. Kesehatan Tradisional 

UPTD Puskesmas Kedungmundu memiliki 7 wilayah kerja yaitu sebagai berikut: 

  1. Kedungmundu 
  2. Sambiroto 
  3. Sendangmulyo 
  4. Sendangguwo 
  5. Mangunharjo 
  6. Tandang 
  7. Jangli 

UPTD Puskesmas Kedungmundu memiliki batas – batas wilayah yang mengelilingi daerah di wilayah Kedungmundu. Berikut batas – batas wilayah UPTD Puskesmas Kedungmundu: 

  1. Timur : Kecamatan Batusari Kabupaten Demak 
  2. Selatan : Kelurahan Meteseh Wilayah Puskesmas Rowosari 
  3. Barat : Kelurahan Candisari Wilayah Puskesmas Candilama 
  4. Utara : Kelurahan Gemah Kecamatan Pedurungan 

Puskesmas pembantu UPTD Puskesmas Kedungmundu yaitu meliputi sebagai berikut: 

  1. Pustu Sambiroto 
  2. Pustu Sendangguwo 
  3. Pustu Sendangmulyo 
  4. Pustu Mangunharjo 

Jumlah keseluruhan peserta Lansia yang dilakukan Posyandu Lansia pada tanggal 14 Oktober 2023 yaitu 13 orang. 

D. Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut 

Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu dari jenis layanan di UPTD Puskesmas Kedungmundu yang memberikan pelayanan dalam gedung berupa pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pengobatan dan pemberian tindakan medis dasar kesehatan gigi dan mulut seperti penambalan gigi, pencabutan gigi dan pembersihan karang gigi. Selain itu juga dilakukan penyuluhan atau edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari menjaga kesehatan pribadi. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, maka dilakukan kegiatan di luar gedung seperti: 

  • Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut siswa sekolah (TK,SD,SMP,SMA) 
  • Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut untuk warga dan masyarakat 
  • Penjaringan Kesehatan berupa pemeriksaan Gigi dan Mulut siswa sekolah (TK,SD,SMP,SMA)
  • Pembinaan dan Bimbingan Sikat Gigi Bersama siswa SD / MI 
  • Pelatihan Dokter Gigi Kecil 

Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di UPTD Puskesmas Kedungmundu terdiri dari 1 orang dokter gigi dan 3 orang perawat gigi yang semuanya telah memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta pemberian tindakan medis dasar gigi. 

MITOS DAN FAKTA SEPUTAR KESEHATAN GIGI

Mitos dan fakta seputar kesehatan gigi adalah sekelompok keyakinan umum yang berkaitan dengan perawatan gigi dan mulut. Artikel ini membahas...